Pengikut

Selasa, 07 Desember 2010

Bekal Menuju Akhirat

Ada dua perihal yang bisa menyebabkan seorang Mu'min menangis yakni
, yang pertama takut terhadap kengerian dan sakitnya siksa Neraka, yang kedua mengharapkan surga. Mungkin di antara kita jika setelah melakukan kesalahan berat kemudian teringat akan neraka yang panasnya 70 kali lipat dari api dunia tanpa terasa bisa meneteskan air mata takut terhadap perhitungan Allah kelak, dan juga bila rindu terhadap surga yang di tuliskan oleh Ulama umat ini bahwa keindahan surga itu tidak akan mampu kita bayangkan, nikmatnya jamuan di sana belum pernah kita rasakan di masa hidup di bumi, telinga kita pun tidak cukup untuk menangkap pendengaran akan keindahanya belum lagi dengan di persiapkanya bidadari untuk para syuhada dan masih banyak sesuatu yang luar bisa menggiurkanya. .sehingga membuat kita tertegun dan menginginkanya dengan sangat.
Innalaha tayibun wala yuqbalu illa toyiban (sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik), meraih kemenangan sejati itu perlu perjuangan berat alkisah para sahabat era Nabi saw seperti Salman Al farisi meninggalkan harta yang luar biasa di samping kekayaan ayahnya sebagai gubernur demi mencari Islam.
bahkan di Akhirat kelak Allah hanya akan menyandarkan orang-orang yang baik (bersih) di sisinya berupa di berikan tempat tinggal di surga, lalu orang yang belum bersih harus di bersihkan dulu berupa pencucian dirinya di Neraka (ket ..dari kitab zaadul ma'ad)
maka sikap khusnudzon kita kepada Allah terhadap hal2 yang menimpa kita adalah sebuah keharusan, jika kita di timpa ujian yang terasa begitu berat entah berupa sakit ataupun musibah, mungkin hal itu karena Allah swt menyayangi kita agar kita tidak di bersihkan di akhirat yang pembersihanya harus melewati Neraka yang begitu mengerikan (jauhkan dari kami ya Rabb amien).
untuk menuju Negri Abadi tentunya di perlukan persiapan dan bekal yang luar bisa, bahkan jika kita menyadari kehidupan ini berupa pencarian bekal menuju akhirat . Allah swt berfirman : wama kholaqtul jina wal insan illa li ya'budun (dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadakku). ya bekal tersebut berupa ibadah dengan Ikhlas dan mengikuti Nabi (ittiba') .
saudaraku Ikhlas itu mempunyai saringan yang rapat untuk benar-benar di anggap ikhlas oleh Allah swt karena Dia yang maha mengetahui terhadap apa-apa yang ada di benak dan hati kita, bahkan sahabat besar seperti Umar bin Khattab hingga meneteskan air mata ketika di tegaskan oleh Rasul terhadap makna keikhlasan yakni orang yang hafal Alqur'an dan orang yang maninggal karena jihad di jalan Allah tidak masuk surga kecuali mereka mengiringi amalnya dengan keikhlasan.
kemudian kita juga di tuntut untuk mengikuti Nabi atau ittiba' dalam beramal, Nabi adalah contoh yang luar biasa indahnya beliau merupakan sosok seorang tauladan di dunia pengusaha karena beliau juga mempunyai sejarah sebagai pengusaha yang tidak pernah bangkrut ketika berdagang, kemudian beliau juga sosok panglima yang berani langsung turun untuk jihad Qital (peperangan) dan pandai bersiasat seperti penempatan pasukan pemanah pada perang uhud untuk menghadapi musuh yang jauh lebih besar, lalu beliaupun sosok yang akrab dengan keluarga beliau pernah berlomba lari dua kali dengan istrinya yang sangat berbekas sebagai kenangan indah oleh istrinya, beliau tak segan2 untuk bermain dengan hasan husein dan sangat menyayangi mereka(cucunya). Bahkan nama Nabi Muhammad saw terukir dalam Alqur'an :
laqodkana lakum fi rasulillah uswatun hasanah ... (terdapat bagi kalian tauladan yang baik pada Diri Rasulullah .. (Qs-al ahzab:21))
maka mari coba ikhlaskan Niat dan mengikuti Tauladan kita! smoga sukses...

1 komentar: